Archive for 01/07/19

BATU GINJAL (RENAL CALCULI / NEFROLITHIASIS)


Batu ginjal, disebut juga sebagai renal calculi atau nefrolithiasis, yang terjadi di organ ginjal. Batu dapat terbentuk di saluran kemih manapun. Pasien mungkin tidak merasakan gejala dari batu ginjal hingga batu tersebut turun kebawah ke ureter hingga menuju bladder atau kandung kemih. Didalam saluran kemih tersebut butiran kristal akan berkembang menjadi batu dalam urin. Aliran lambat urin dapat memberikan waktu untuk mengkristal dan terbentuk menjadi batu. Kristal tersebut dapat dibentuk dari kalsium, asam urat, sistin, atau struvite. Pemberian obat diuretik juga dapat meningkatkan resiko dari pembentukan batu ginjal pada beberapa pasien. 
Gambar Jenis batu pada saluran kemih dan ginjal:






Batu ginjal dapat menyangkut di saluran ureter dan menghalangi aliran urin. Sehingga dapat terjadi hidronefrosis dan pembengkakan saluran ureter. Batu ginjal biasanya dapat kambuh, terlebih lagi pada pasien yang memiliki riwayat nefrolithiasis pada keluarganya.


Gejala yang timbul biasanya adalah:
·                Air kencing terdapat darah (hematuria)
·                Nyeri di daerah panggul (kolik ginjal)
·                Nyeri dapat menjalar ke daerah perut dan kebawahpangkal pahaskrotum (kantung biji) atau labia (kelamin wanita)
·                Mualmuntahdan berkeringat yang berhubungan dengan terjadinya nyeri
·                Peningkatan tekanan darah dengan nyeri
·                nyeri pinggang ekstrim yang datang lambat atau cepat

Untuk mengetahui pasien tersebut menderita batu ginjal atau gangguan sistem kemih lainya maka dilakukan pemeriksaan seperti: pemeriksaan urin, USG ginjal, CT-Scan, atau MRI, dan X-Ray BNO IVP.
Pengobatan biasanya dilakukan untuk:
1.        Meredakan Nyeri atau analgetik terdiri dari:
-          Golongan narkotik seperti morphine
-          Golongan non narkotik seperti ketorolac, anti inflamasi non steroid
2.      Berikan antispasme untuk tambahan pengontrol nyeri
3.      Tingkatkan intake cairan untuk membilas saluran kemih

Tindakan bedah biasanya dilakukan dengan cara :
1.      Litotripsi atau pemecahan batu dapat dilakukan dengan cara menggunakan laser (laser litotripsi), Gelombang Kejut (ESWL), atau dengan tindakan pemecahan batu ginjal lewat kulit (PCNL)
2.        Pemasangan Stent untuk saluran ureter dan ginjal, contohnya dengan DJ Stent. Digunakan untuk melancarkan aliran urin dan membebaskan dari serpihan kecil batu ginjal
3.        Operasi pengangkatan batu secara bedah invasif pyelolitotomy jika batu sudah memenuhi ruang pyelum.

Hal yang harus diperhatikan untuk pasien dengan batu ginjal adalah:
1.        Monitor intake dan output cairan
2.        Kaji level dan respon nyeri untuk pemberian pengobatan nyeri
3.        Periksa urine untuk mendapatkan data tentang batu yang ada dalam urine
4.        Ajarkan pasien tentang :
-       Intake cairan yang adekuat
-       Pemakaian obat-obatan untuk mengurangi resiko kekambuhan
-       Modifikasi diet sesuai dengan jenis kandungan batu

sumber : http://urologibacabaca.blogspot.com/2013/11/v-behaviorurldefaultvmlo.html

BATU GINJAL

Posted by : Cholif Bima 0 Comments
Tag : ,
Diabetes Insipidus adalah suatu kelainan dimana terdapat kekurangan hormon antidiuretik yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan (polidipsi) dan pengeluaran sejumlah besar air kemih yang sangat encer (poliuri). 

Diabetes insipidus terjadi akibat penurunan pembentukan hormon antidiuretik (vasopresin), yaitu hormon yang secara alami mencegah pembentukan air kemih yang terlalu banyak. 
Hormon ini unik, karena dibuat di hipotalamus lalu disimpan dan dilepaskan ke dalam aliran darah oleh hipofisa posterior. 
Diabetes insipidus juga bisa terjadi jika kadar hormon antidiuretik normal tetapi ginjal tidak memberikan respon yang normal terhadap hormon ini (keadaan ini disebut diabetes insipidus nefrogenik).

Pnemonia adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa disebut bronchopneumonia). Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali per menit atau lebih pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 1 tahun, dan 40 kali permenit atau lebih pada anak usia 1 tahun sampai kurang dari 5 tahun. Pada anak dibawah usia 2 bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
Pneumonia Berat ditandai dengan adanya batuk atau (juga disertai) kesukaran bernapas, napas sesak atau penarikan dinding dada sebelah bawah ke dalam (severe chest indrawing) pada anak usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun. Pada kelompok usia ini dikenal juga Pnemonia sangat berat, dengan gejala batuk, kesukaran bernapas disertai gejala sianosis sentral dan tidak dapat minum. Sementara untuk anak dibawah 2 bulan, pnemonia berat ditandai dengan frekuensi pernapasan sebanyak 60 kali permenit atau lebih atau (juga disertai) penarikan kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam.
Penanggulangan penyakit Pnemonia menjadi fokus kegiatan program P2ISPA (Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Program ini mengupayakan agar istilah Pnemonia lebih dikenal masyarakat, sehingga memudahkan kegiatan penyuluhan dan penyebaran informasi tentang penanggulangan Pnemonia.
Program P2ISPA mengklasifikasikan penderita kedalam 2 kelompok usia:
Usia dibawah 2 bulan (Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia)
Usia 2 bulan sampai kurang dari 5 tahun (2 bulan - Pnemonia, Pnemonia Berat dan Bukan Pnemonia )
Pneumonia merupakan masalah kesehatan di dunia karena angka kematiannya tinggi, tidak saja dinegara berkembang, tapi juga di negara maju seperti AS, Kanada dan negara-negara Eropah. Di AS misalnya, terdapat dua juta sampai tiga juta kasus pneumonia per tahun dengan jumlah kematian rata-rata 45.000 orang.
Di Indonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah kardiovaskuler dan tuberkulosis. Faktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi angka kematian. Gejala Pneumonia adalah demam, sesak napas, napas dan nadi cepat, dahak berwarna kehijauan atau seperti karet, serta gambaran hasil ronsen memperlihatkan kepadatan pada bagian paru
Kepadatan terjadi karena paru dipenuhi sel radang dan cairan yang sebenarnya merupakan reaksi tubuh untuk mematikan luman. Tapi akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena tak tersisa ruang untuk oksigen. Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum adalah streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp, Pseudomonas sp,vIrus misalnya virus influensa.


sumber : http://saproll-welcome.blogspot.com/2009/10/definisi-diabetes-insipidus_5322.html

DIabetes Insipidus

Posted by : Cholif Bima 0 Comments
Tag : ,

HEMATURIA

PENGERTIAN HEMATURIA

Hematuria adalah kondisi adanya darah di dalam urine. Urine akan berubah warna menjadi kemerahan atau sedikit kecokelatan. Urine yang normal tidak mengandung darah sedikitpun kecuali pada wanita yang sedang menstruasi. Mungkin kondisi ini bisa terlihat sangat menakutkan, meski hematuria jarang menjadi pertanda kondisi medis yang membahayakan nyawa Anda. Tapi Anda harus segera memeriksakannya ke dokter untuk mengetahui penyebab munculnya darah di dalam urine.
Terkadang, terdapat pula darah yang muncul di dalam urine meski tidak kasat mata. Kondisi ini sering disebut sebagai hematuria mikroskopik. Darah yang terkandung dalam urine hanya bisa dilihat di laboratorium dengan memakai mikroskop. Meski begitu, dokter tetap perlu memeriksa penyebab munculnya darah dalam urine.
Hematuria-Alodokter
Darah yang ada dalam urine umumnya berasal dari sistem saluran kemih, seperti:
  • Kandung kemih. Tempat menyimpan urine.
  • Uretra. Saluran yang dilewati urine dari kandung kemih menuju ke luar tubuh
  • Ureter. Saluran dari ginjal menuju ke kandung kemih.
  • Ginjal. Organ yang berfungsi menyaring darah.

Gejala pada Hematuria

Tanda-tanda yang jelas terlihat dari hematuria adalah berubahnya warna urine menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan karena mengandung sel darah merah. Umumnya hematuria tidak terasa sakit. Tapi jika muncul darah yang menggumpal bersama dengan urine, kondisi ini akan menjadi menyakitkan.
Beberapa kasus hematuria memang tidak disertai gejala lain sama sekali. Namun ada juga yang mengalami lebih dari hematuria. Gejala-gejala yang menyertai hematuria akan tergantung pada penyebab dasarnya. Berikut adalah gejala-gejala lain yang mungkin ada:
  • Perih saat buang air kecil
  • Frekuensi buang air kecil yang meningkat
  • Sakit pada perut bagian bawah
  • Kesulitan buang air kecil
  • Rasa sakit di punggung bagian bawah

Penyebab Terjadinya Hematuria

Selain hematuria, ada hal lain yang bisa menyebabkan urine berubah warna menjadi merah muda, kemerahan, atau kecokelatan. Makanan dan obat-obatan bisa menjadi salah satu penyebab perubahan warna urine. Buah bit dan beri bisa mengubah warna urine jadi berwarna merah. Lalu obat-obatan seperti antibiotik nitrofurantoin dan obat laksatif sanna bisa membuat warna urine berubah menjadi kemerahan.
Perubahan warna yang disebabkan oleh makanan dan obat seperti di atas akan menghilang dalam beberapa hari. Jika Anda seorang wanita, pastikan darah yang keluar bukan akibat menstruasi.
Untuk mengetahui dengan pasti apakah terdapat darah pada urine Anda dan memastikan penyebabnya, disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter. Berikut ini beberapa penyebab umum munculnya darah dalam urine.
  • Infeksi saluran kemih. Kondisi ini terjadi ketika bakteri memasuki tubuh melalui uretra dan berkembang biak di dalam kandung kemih. Gejala lain selain hematuria adalah keinginan untuk terus buang air kecil, sakit dan sensasi rasa terbakar saat buang air kecil, dan urine yang beraroma kuat.
  • Infeksi ginjal. Gejala yang lainnya adalah demam dan juga sakit pada sisi punggung bagian bawah.
  • Batu ginjal. Jika batu cukup kecil, kondisi ini tidak menimbulkan rasa sakit. Tapi jika batu berukuran besar dan menghalangi salah satu saluran dari ginjal, akan menyebabkan sakit yang parah.
  • Pembengkakan kelenjar prostat. Kondisi yang umum ini tidak terkait dengan kanker prostat dan cenderung terjadi pada pria dewasa. Kondisi ini bisa menyebabkan kesulitan buang air kecil dan sering buang air kecil.
  • Kanker prostat. Kondisi ini bisa disembuhkan jika diketahui dan ditangani sejak dini. Cenderung terjadi pada pria berusia di atas 50 tahun. Perkembangan kondisi ini sangat perlahan.
  • Kanker kandung kemih. Kondisi ini lebih sering terjadi pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
  • Kanker ginjal. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang-orang di atas usia 50 tahun. Kanker ini bisa disembuhkan apabila terdeteksi dan diobati sejak dini.
  • Peradangan pada uretra. Kondisi yang umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual seperti chlamydia (klamidia), akibat terinfeksi bakteri Klamidia trachomatis.
  • Kelainan genetik. Anemia sel sabit adalah kerusakan hemoglobin sel darah karena faktor keturunan. Kondisi ini bisa menyebabkan munculnya darah dalam urine. Selain anemia sel sabit, sindrom Alport juga bisa menyebabkan hematuria. Sindrom ini memengaruhi jaringan penyaring pada ginjal.
  • Olahraga secara berlebihan. Kondisi ini mungkin jarang sekali terjadi dan tidak diketahui dengan pasti kenapa bisa menyebabkan terjadinya hematuria, tapi salah satu keterkaitannya adalah karena terjadi trauma pada kandung kemih yang mengalami dehidrasi akibat aktivitas fisik yang berlebihan.

Diagnosis terhadap Hematuria

Untuk memastikan bahwa perubahan warna pada urine disebabkan oleh adanya darah, dokter akan melakukan tes urine. Setelah tes urine, Anda mungkin perlu melakukan tes darah untuk memeriksa fungsi ginjal.
Tes pencitraan CT scanultrasound ginjal, dan pyelografi intravena bisa dilakukan untuk mengenali apakah terdapat batu ginjal atau kelainan lain pada sistem saluran kemih.
Tes pengambilan sampel jaringan seperti sistoskopi dan biopsi ginjal adalah prosedur lebih intensif yang akan dilakukan jika penyebab hematuria masih belum diketahui. Sistoskopi dilakukan untuk menentukan apakah terdapat sel abnormal atau sel kanker pada kandung kemih. Sedangkan biopsi ginjal dilakukan untuk mencari tahu apakah terdapat kondisi tertentu pada ginjal Anda.
Hematuria adalah gejala yang muncul akibat kondisi medis lain yang jadi penyebab dasarnya. Pengobatan akan berdasarkan penyebab tersebut. Misalnya, jika hematuria disebabkan oleh infeksi saluran kemih, makan dokter akan memberikan resep antibiotik. Namun jika disebabkan oleh batu ginjal, pengobatan bisa mulai dari obat pereda sakit, tamsulosin untuk memperlancar keluarnya batu, hingga operasi. Periksakan diri ke dokter jika Anda merasa warna urine tidak seperti biasanya.
sumber : http://h2117ag.blogspot.com/2015/08/hematuria_21.html

Hematuria

Posted by : Cholif Bima 0 Comments
Tag : ,
PENGERTIAN ALBUMINURIA

Albuminuria adalah simtoma terdapatnya sejumlah konsentrasi albumin di dalam urin. Albumin yang mencapai ginjal melalui pembuluh darah pada umumnya akan mengalami filtrasi pada glomerulus dan diserap kembali oleh tubula proksimal menuju sirkulasi darah. Laju albumin yang terlepas dari penyerapan proksimal ke dalam urin, yang melebihi 150 miligram/24 jam telah dianggap secara medis sebagai patologis.

ETIOLOGI / PENYEBAB

Penyebab penyakit Albuminuria (proteinuria)
Kurangnya asupan air ke dalam tubuh, jadinya memperberat kerja ginjal
Asupan protein, kalsium, dan vitamin C berlebihan membuat glomerulus harus bekerja lebih keras

TANDA DAN GEJALA
Tanda dan gejala Albuminuria hanya akan menjadi nyata setelah ginjal sangat rusak dan tingkat protein dalam urin tinggi. Jika ini terjadi, gejala dapat muncul sebagai pembengkakan pergelangan kaki, tangan, perut atau wajah. Karena gejala hanya terjadi pada tahap kerusakan ginjal,
Gejala- gejala yang timbul saat seseorang mengalami penyakit albuminuria ini adalah:

Terjadinya pembengkakan di bagian- bagian tubuh tertentu, pembengkakan tersebut berisi cairan yang apabila tidak cepat diatasi akan menimbulkan rasa nyeri dan sakit pada tempat yang bengkak.
Hasil tes urin menunjukkan adanya kandungan protein albumin pada urin, hal ini sudah menunjukkan bahwa penyakit albuminuria yang diderita sudah tergolongan parah dan membahayakan.
Wajah, pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan perut mengalami pembengkakan. Hal tersebut terjadi karena sistem pembuangan hasil metabolisme tubuh tidak dikeluarkan dengan sepurna sehingga mengendap di tubuh menyebabkan pembengkakan pada bagian tubuh lain.
Khusus pada penderita diabetes sebaiknya rutin mengecek kondisi tubuhnya karena sangat berisiko terkena penyakit albuminuria ini.

EPIDEMOLOGI/ INSIDEN


PATOFISIOLOGI DALAM BENTUK SKEMA 


KOMPLIKASI
Komplikasi Albuminuria meliputi sebagai berikut:
Edema part karena karena overload cairan.
Gagal ginjal akut akibat penipisan intravaskular
Peningkatan risiko infeksi bakteri, termasuk bakteri peritonitis
Peningkatan risiko trombosis arteri dan vena, termasuk trombosis vena ginjal
Peningkatan risiko penyakit kardiovaskular

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Albuminuria (Proteinuria) sering didiagnosis dengan tes dipstick sederhana walaupun ada kemungkinan bahwa pengujian tersebut memberikan hasil yang negatif palsu jika urin encer. Hasil negatif palsu juga dapat terjadi jika protein dalam urin terdiri terutama dari globulin. Dipstick tes protein akan dihitung dengan mengukur jumlah total protein dalam tes urin 24 jam pengumpulan.

Pengujian juga dapat dilakukan dengan melihat konsentrasi protein dalam urin yang dibandingkan dengan tingkat kreatinin dalam sampel urin. Hal ini disebut Perbandingan Protein / Kreatinin (protein creatinin ratio atau PCR). Pedoman Penyakit Ginjal Kronik lnggris tahun 2005 menyatakan bahwa PCR adalah tes yang lebih baik dari 24 jam pengukuran protein urin. Proteinuria didefinisikan sebagai Protein: rasio kreatinin> 45 mg/mmol.
PENGOBATAN
Albuminuria sebenarnya bukan suatu penyakit tapi merupakan pertanda ada suatu penyakit yang mengakibatkan albuminuria. Banyak hal yang dapat menyebabkan albuminuria tapi yang paling sering adl perdangan pada ginjal..
Terapinnya yang pertama adalah mengobati penyebabnya karena selama penyebabnya ga diatasi akan terus terjadi albuminuria.
Pada peradangan ginjal maka obatnya tentu obat anti-radang. Obat yang sering dipakai adalah dexamethason dalam jangka waktu lama (2 bulan). Tapi pemberian dexamethason ga boleh sembarangan apalagi dalam jangka waktu lama. Untuk itu perlu panduan dari dokter.
Selain itu kalau albuminuria sudah menyebabkan kadar albumin dalam darah menjadi sangat rendah maka perlu diberi albumin melalui infus.

PENATALAKSANAAN
Dua  metode yang umumnya digunakan  untuk mendeteksi albumin yaitu metode dipstick dan menggunakan presipitat asam sulfosalisilat. Metode dipstick (colorimetric reagent strip) didasarkan pada kemampuan protein untuk mengubah warna tertentu dengan indicator asam basa, seperti tetrabromophenol blue, tanpa mengubah pH.

PENCEGAHAN
Untuk mengurangi resiko terjadinya albuminuria mungkin bisa dimulai dengan membiasakan diri minum 8 gelas sehari, walaupun sebetulnya tidak merasa haus. Selain itu pencegahannya juga dapat dilakukan dengan tidak mengonsumsi hanya salah satu zat gizi saja secara berlebihan. Artinya makanan yang kita makan juga haru seimbang, baik dari segi jumlah maupun kadar gizinya.

ALBUMINURIA

Posted by : Cholif Bima 0 Comments
Tag : ,

PENYAKIT NEFRITIS ATAU RADANG GINJAL

 Penyakit Nefritis


                Hello guysss welcome back to my blog. Tetep semangat ya menjalankan aktivitas kalian dan tetep semangat untuk membaca informasi dari akun blog aku. Sesuai dengan judulnya yaitu Nefritis, kita akan membahas dan saling sharing apa yang dimaksud dengan Nefritis? Buat kalian yang mungkin lebih tau apa itu Nefritis, atau mungkin kalian punya teman, sahabat, atau keluarga yang pernah mengalami penyakit Nefritis bisa juga dicoment di bawah ya. Jadi stay tuned ya guys.

Definisi Penyakit Nefritis

Nefritis disebut juga radang ginjal, adalah kerusakan pada ginjal terutama bagian glomerulus ginjal akibat infeksi kuman yang umumnya dari bakteri streptococcus. Akibatnya seseorang dapat menderita uremia atau edema. Uremia atau edema adalah keadaan toksik yang disebabkan gagal ginjal akibat dari tidak berfungsinya ginjal untuk membuang urea keluar dari tubuh sehingga urea menumpuk dalam darah.
Nefritis akut banyak diderita oleh anak-anak dan remaja yang disebabkan oleh infeksi penyakit menular. Sedangkan nefritis kronis yang diderita oleh orang tua ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi) pengerasan pembuluh darah ginjal.

Jenis-Jenis Penyakit Nefritis
Nefritis dibedakan menjadi 3 bagian utama yang biasanya terkena nefritis adalah gromerulus, tubule, dan jaringan renal interstisial.
·         Gromerulus nefritis : Penyakit ini adalah peradangan pada pembuluh kapiler kecil di dalam ginjal yang bernama glomerulus, yang berfungsi untuk menyaring darah. Ketika mengalami peradangan, glomerulus tidak akan dapat menyaring darah dengan baik.
·         Nefritis Interstisial : Apabila peradangan tidak mengenai glomerulus, kemungkinan besar peradangan akan terjadi pada bagian di antara nefron yang bernama instertitium renal, sehingga menyebabkan nefritis interstisial, terkadang dikenal sebagai nefritis tubulointerstisial
·         Pyelonephritis : kotoran yang dikeluarkan oleh darah akan dihantarkan ke kandung kemih melalui tabung yang bernama ureter. Pada beberapa kasus, peradangan akan mulai timbul di kandung kemih dan menjalar ke ureter sampai ginjal. Kondisi ini dikenal sebagai pyelonephritis.

Penyebab Penyakit Nefritis

 v  Berdasarkan jenis penyakit nefritis :
1.       Penyebab pasti dari glomerulusnefritis masih belum diketahui. Beberapa faktor yang kemungkinan menyebabkan infeksi menurut para dokter dan peneliti misalnya penyakit kekebalan tubuh, riwayat kanker, abses yang timbul di bagian tubuh lainnya dan menyebar ke ginjal melalui peredaran darah.
2.       Penyebab nefritis interstisial kebanyakan disebabkan oleh reaksi alergi terhadap obat-obatan tertentu. Penyebab lainnya adalah konsumsi obat-obatan dalam jangka waktu dan kadar potasium darah yang rendah. Kadar potasium atau disebut juga kalium adalah sejenis mineral yang biasa kita temukan dalam makanan dan minuman yang berfungsi sebagai bagian dari sistem elektrolit dalam tubuh.
3.       Penyebab utama pyelonephritis adalah bakteri escherichia coli. E. Coli berada di usus dan dapat menyebabkan infeksi di ginjal. Selain E. Coli, penyebab lain pyelonephritis adalah batu ginjal, penggunaan sistokop untuk memeriksa bagian dalam kandung kemih, dan operasi pada kandung kemih, ureter, atau ginjal.

 v  Berdasarkan penyebab paling umum :
1.       Gangguan autoimun : Dalam keadaan normal, sistem kekebalan tubuh memainkan peran penting dalam mengidentifikasi bagian-bagian berbeda dari tubuh dan membedakan mereka dari penjajah yang mungkin mencoba masuk. Sistem kekebalan tubuh juga kemudian mencoba untuk menyerang penjajah, sehingga tubuh bisa menyingkirkan mereka. Namun, beberapa faktor dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang bagian normal tubuh, bukan penjajah. Ada beberapa organ dalam tubuh manusia yang dapat dipengaruhi oleh gangguan autoimun seperti, ginjal menjadi salah satu dari mereka. Ada penyakit ginjal banyak yang dapat terjadi sebagai akibat dari masalah sistem kekebalan tubuh dan nefritis adalah salah satunya.
2.       Bakteri : Salah satu penyebab paling umum dari infeksi dan peradangan pada anak-anak maupun orang dewasa adalah bakteri streptococcus.
3.       Obat-Obatan : Telah terlihat bahwa orang-orang yang telah mengambil obat tertentu untuk jangka waktu yang panjang mungkin lebih rentan terhadap nefritis, dibandingkan dengan yang lain. Penggunaan obat-obatan tertentu merupakan salah satu penyebab nefritis pada orang tua.
4.       Faktor Keturunan : Penyakit nefritis telah dikenal untuk berjalan dalam anggota keluarga. Oleh karena itu, Anda berada pada risiko lebih tinggi terkena kondisi ini, jika salah satu orang tua atau saudara kandung telah didiagnosis dengan itu, di beberapa titik.

Gejala Nefritis


          
Dalam kasus menderita penyakit nefritis, ginjal bisa terpengaruh sedemikian rupa bahwa mereka mungkin tidak dapat berfungsi dengan cara yang benar. Fungsi seperti menyingkirkan air dari tubuh mungkin juga terpengaruh. Oleh karena itu, salah satu gejala pertama nefritis adalah edema atau pembengkakan akibat retensi airRetensi air terjadi ketika kelebihan cairan menumpuk di dalam tubuh yang biasa terjadi pada sistem peredaran darah atau dalam jaringan dan rongga. Sementara pembengkakan bisa dilihat di banyak bagian, hal ini lebih sering terjadi pada tangan, kaki, dan pergelangan kaki. Bertentangan dengan apa yang banyak orang percaya, nyeri jarang salah satu gejala untuk nefritis. Namun, ada tanda-tanda dan gejala lain yang mungkin jelas karena penyakit ini. Diberikan di bawah ini adalah beberapa gejala umum lainnya untuk nefritis :
·         Demam.
·         Hematuria yaitu darah di dalam air kemih.
·         Proteinuria yaitu protein di dalam air kemih.
·         Kerusakan fungsi hati.
·         Tekanan darah tinggi (Hipertensi).
·         Nyeri perut yang menjalar sampai ke bagian ginjal.
·         Sering muntah.
·         Mual-mual.
·         Anemia atau kurang darah.
·         Peningkatan atau penurunan frekuensi buang air kecil atau jumlah urine melewati setiap kali
masalah pernafasan.
·         Perubahan warna urine, seperti yang muncul berbusa atau lebih gelap.
·         Ekstrim kelelahan, disertai dengan kelemahan.
·         Adanya darah dalam urin atau urin berwarna merah.

          Dalam kasus nefritis akut yang lebih sering terjadi pada anak-anak daripada pada orang dewasa, peradangan agak mendadak. Oleh karena itu, gejala seperti edema dan retensi urine atau belum tentu hadir. Namun, dalam kasus tersebut, meskipun urine sedang berlalu dalam jumlah normal, jumlah sampah yang dibuang dari tubuh mungkin jauh lebih sedikit, dibandingkan.


Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Nefritis 
1.       Menjaga kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi.
2.       Banyak minum air putih secara teratur.
3.       Kurangi minuman soda.
4.       Kurangi minuman yang pekat seperti kopi dll.
5.       Kurangi merokok.
6.       Berolahraga secara teratur.
7.       Perbanyak mengkonsumsi buah dan sayur.
8.       Mengusahakan untuk mengurangi obat-obatan tertentu yang dapat memicu terjadinya nefritis apabila penggunaannya tidak terlalu dibutuhkan.
9.       Rutin memeriksakan kesehatan tubuh.
10.   Waspadai pada anggota keluarga apabila ada yang mengalami nefritis karena untuk pengobatan lebih dini.

Bagaimana Cara Mengatasi  dan Pengobatan Penyakit Nefritis 
Penyedia layanan kesehatan utama adalah orang pertama yang harus ditemui untuk berkonsultasi mengenai gejala yang telah dialami. Karena gejala-gejala ini juga terjadi pada berbagai penyakit lainnya, dokter harus melakukan beberapa tes serta memeriksa riwayat kesehatan pasien dan riwayat penyakit keluarga pasien sebelum dokter mendiagnosis.
                Apabila dokter mencurigai adanya nefritis atau apabila gejala pasien sangat berkaitan dengan gangguan ginjal, kemungkinan pasien akan dirujuk pada ahli urologi. Ahli urologi adalah ilmu kedokteran dengan ruang lingkup medis dan bedah yang berfokus pada perawatan penyakit saluran kemih, baik pada pria (juga sebagai organ reproduksi) maupun wanita.
                Ahli urologi akan meminta pasien menjalani tes dan pemeriksaan darah untuk mengonfirmasi keberadaan nefritis atau untuk mengetahui penyebab pasti dari nefritis. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah :
 Ã˜  Biopsi ginjal : Sampel jaringan akan diambil dan dipelajari di laboratorium.
 Ã˜  CT Scan : Pengambilan gambar yang terperinci dari perut dan panggul pasien untuk membantu dokter mendiagnosis kondisi pasien.
 Ã˜  Tes urin dan darah : Adanya bakteri dan infeksi akan menyebabkan hasil urin dan darah yang tidak normal.
Setelah dokter menentukan adanya nefritis dan telah berhasil mendiagnosis penyebab pasti dari nefritis, Anda akan menjalani pengobatan. Kemungkinan besar, dokter akan mengobati penyebab utama dari nefritis. Apabila penyebabnya tidak dapat diketahui, Anda akan diberi obat-obat tertentu untuk mengobati infeksi ginjal.
Obat-obatan yang paling umum digunakan dalam pengobatan infeksi ginjal adalah obat penghilang rasa sakit dan antibiotik. Obat untuk mengatur tekanan darah juga akan diberikan bagi pasien yang memiliki tekanan darah tinggi. Apabila infeksi disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif atau kelainan pada sistem kekebalan tubuh, pasien akan diberi obat penekan sistem kekebalan tubuh, misalnya kortikosteroid.
Selain menjalani pengobatan, pasien juga harus melakukan perubahan gaya hidup secara drastis untuk membantu mereka melawan infeksi ginjal. Perubahan tersebut meliputi meningkatkan konsumsi air dan mengurangi konsumsi sodium. Air dapat membantu kinerja ginjal dan menghilangkan kotoran dari darah. Mengurangi sodium dapat mengurangi risiko penimbunan air, yang dapat menyebabkan komplikasi seperti edema (pembengkakan) pada berbagai bagian tubuh dan wajah. 

Oke guyss sampai disini dulu artikel aku tentang penyakit nefritis. Mohon maaf apabila ada kesalahan kata yang membuat kalian merasa tidak nyaman. Kalian bisa sharing tentang  apa saja atau kalian mau berbagi cerita, kasih kritik, dan saran yang membangun juga dengan coment di bawah ya guys. Tetep semangat dan salam sukses.

sumber : http://reisaelvarettaa.blogspot.com/2017/06/penyakit-nefritis-atau-radang-ginjal.html

Nefritis

Posted by : Cholif Bima 0 Comments
Tag : ,

JANGAN LUPA FOLLOW

BTemplates.com

- Copyright © Cholif Bima Ardiansyah - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -